Monday, December 22, 2014

Kamis Outing, Menunggang Kereta Sakti

Assalamu'alaikum Duniaaaa :D

KRD Patas - Non AC - courtesy of wikipedia

Hari Kamis pekan lalu, tanggal 18 Desember 2014 Sinnai dan Salma kembali memperingati Kamis Outing di #SakolaBumi kami. Nah, outing kali ini adalah "kekeretaan" alias jalan-jalan naik kereta sakti... eh kereta api jalur Bandung menuju Rancaekek (naik KRD, Kereta Rel Diesel - Patas Bandung Raya). Ini memang bukan kali pertama Sinnai dan Salma naik kereta api, tapi kekeretaan kali ini memiliki tujuan sekalian bersilaturahim dengan keluarga di Rancaekek, bertemu eyang dan teteh-teteh sepupu, semoga niat ini bisa memperluas rezeki dan memperpanjang berkah usia kami, amiiin...

Bagi Bundan, naik KRD akhir-akhir ini terasa lebih aman dan nyaman, pun lebih teratur dan bersih. Peraturan KRD sekarang juga lebih disiplin dan ketat, penumpang yang tidak bertiket tidak boleh 'slonong-boy' naik kedalam kereta, begitu pula dengan pedagang asongan. Aturan ini memang mulai berubah menjadi semakin baik semenjak Dirut Kereta (yang sekarang sudah jadi pak menteri) dipegang oleh Pak Ignasius Jonan.

Jadi inget jaman-jaman kuliah dulu, ketika naik KRD versi EKONOMI ataupun PATAS yang harga tiketnya berbeda, rasanya teteup sama, ngga ada bersih-bersihnya sama sekali, nyaman pun enggak, apalagi aman. Cararopet banyak berkeliaran, pedangang makanan dan pengemis plus pengamen bertebaran disetiap lorong, dan yang parah... Banyak orang yang gak beli tiket bisa ikut naik... Huehuehue... Kacaulah dunia...

Alhamdulillah, era saat ini dunia pekeretaapiian mulai mengasyikkan untuk dinikmati, semoga kedepannya bisa menjadi transportasi publik yang ramah keluarga :)

Kembali ke Kamis Outing

Sinnai didalam Kereta Sakti

Seperti biasa Sinnai yang sudah beberapa kali naik KRD ini selalu bisa mendapat kesan serta pengalaman baru, dan karena sifat dasar Sinnai itu mudah mengapresiasi, maka setiap ada hal baru selalu ia apresiasi dengan kata "Waah, baguuus"... Contohnya ketika ia melihat gumpalan awan raksasa yang putih bersih melayang tampak berlari pelan di kejuhan jendela, "waaah, bagus Bundan!" katanya gembira. Juga kali ini Sinnai berkomentar tentang bentuk tiket kereta yang mengecil "Waah, kecil... kaya' tiket parkir"... Hehe, memang tiket kereta kali ini mengalami perkecilan ukuran dan perubahan bahan, yang menurut saya lebih efisien dan praktis.

Tiket KRD versi lama, berukuran besar - courtesy of wimase.blogspot.com

Tiket KRD yang mengalami peremajaan

Penumpang kereta kali ini juga cukup sedikit, sehingga Sinnai bisa bermain sendirian dengan leluasa dibangku kereta api yang diperuntukkan untuk tiga orang.

Bangku KRD - courtesy of wikipedia

Leluasa bermain di bangku kosong

Melintasi sawah yang tergenang air

Satu hal yang menjadi kebahagiaan kecil Sinnai setiap berkeretaapi adalah ketika menanti datangnya Pak Kondektur untuk memeriksa dan membolongi tiket. Sebagai anak kecil yang mulai merasa besar, Sinnai senang saat berinteraksi memberi tiket untuk dibolongi dan menerimanya kembali sambil berekspresi "Wooow, bolooong..." sambil terkadang saking terpesonanya dengan tiket bolong, ia lupa mengucap terima kasih kepada Pak Kondektur.

Alhamdulillah momen perjalanan singkat kereta api berdurasi 15 - 20 menit ini sepertinya cukup pas buat anak-anak, tidak terlalu lama dan tidak terlalu sebentar... Semoga kami bisa mengambil hikmah sederhana disetiap perjalanan ini.

Ohya sekedar informasi, KRD rute Bandung - Rancaekek, saat artikel ini ditulis (Desember 2014) ada 3 jenis, yakni:
1. Patas AC, harga tiketnya 10.000
2. Patas Ekonomi, harga tiketnya 7.000
3. KRD Ekonomi, harga tiketnya 1.500

Dan kali ini anak usia dibawah 3 tahun tidak perlu bayar, lho (beberapa waktu lalu PT. KAI sempat memberlakukan semua usia wajib bayar, peraturan ini sempat berjalan sekitar satu tahunan... dulu sempat ricuh karena peraturan ini tidak disosialisasikan dengan baik).

Selamat berkereta api!

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...