Tuesday, December 30, 2014

Kejadian langka di RS Santosa, Kamar 780

Bagi saya hari ini merupakan pengalaman luar biasa langka, yang bagi sebagian orang disebut sebagai "kebetulan".

Selama ribuan tahun saya nggak percaya sama yang namanya teori "kebetulan", karena buat saya yang dibilang orang "kebetulan" itu adalah tidak semata-mata "kebetulan", tapi ia adalah keputusan-keputusan yang saling bertemu. Atau bagi sebagian orang "kebetulan" itu adalah bertemunya persiapan dengan kesempatan.

Tapi kali ini beda, kali ini saya mulai mengapresiasi yang namanya "kebetulan", jadi ceritanya begini...

sumber gambar : kaka-jr.blogspot.com

Sebagai agen asuransi adalah tugas saya untuk melayani klaim nasabah, dan tadi malam saya ditelepon oleh salah seorang teman yang juga nasabah saya bahwa dia masuk rumah sakit karena terdiagnosa penyakit typhus (eh gimana sih nulisnya... '). Berdasarkan info tersebut saya sudah berniat bahwa hari ini saya akan menjenguknya dan membantu mengurus klaim asuransi di Rumah Sakit Santosa, Bandung.

Dia memberi tahu bahwa setelah sempat masuk ICU ia dirawat di ruang 780, lantai 7 berarti. Ajaibnya, dalam perjalanan menuju Santosa, saya juga mendapatkan telepon dari nasabah saya yang lain, bahwa ayahnya juga sedang dirawat di RS yang sama karena akan melaksanakan operasi pemasangan ring pada jantungnya... Ketika saya tanya, ternyata ruangannya juga sama persis di 780! Whatttt!!!! Adalah hal biasa jika hanya sekedar dirawat pada Rumah Sakit yang sama, tapi ini Rumah Sakitnya sama, pada kamar yang sama pula dan waktu yang sama! Sama Persis! Dua orang yang tidak saling kenal, dihubungkan oleh silaturahim melalui saya dengan jalan asuransi dan bertemu di Rumah Sakit dalam kamar yang sama! Ini yang namanya kebetulan!

Alhasil ketika saya menjenguk kedalam kamar 780, saya langsung bertemu keduanya, Dan yang awalnya saling tidak kenal, suasanya pun menjadi akrab. Dan pada momen ini saya mulai mengakui keberadaan dari "kebetulan". Bagi saya pertemuan yang "kebetulan" ini melibatkan banyak "keputusan" yang dibuat oleh banyak pihak dan itu diluar kuasa saya, diluar kuasa kita...

Bayangkan jika nasabah saya yang orang tuanya akan dipasang ring pada jantungnya tidak menelepon saya, maka momen "kebetulan" ini tidak akan terjadi, dan tulisan ini pun tidak akan ada.

Pasti Sang Maha Kuasa menitipkan hikmah pada momen kebetulan ini, dan tinggal kita yang perlu menelaah hikmah apa yang bisa kita dapat dari kejadian luar biasa ini. Masya Allah...

Monday, December 29, 2014

Cooking class "Junior Pizza Maker"

Bismillahirrahmanirrahiim... 
الَّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar"
Yaa Allah, berkatilah rezeki yang engkau berikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.

'Planet Praktika' hari ini cukup seru, karena tadi pagi Sinnai belajar memasak makanan khas Italiano, yakni Pizza! Waoow... Seru doong?... Iyaaa... Sinnai dengan ditemani adik Salma dan Bundan, pagi hari tadi ikut serta dalam acara kelas memasak, alias cooking class yang diadakan untuk anak-anak oleh Domino's Pizza di Mall Istana Plaza, Bandung. 

Sebagai homeschoolers, kelas memasak hari ini merupakan aktivitas ganda buat Sinnai, karena selain memasak Sinnai juga bisa bersilaturahim dengan teman-teman Sakola Bumi... Sejatinya, pengalaman belajar memasak itu sendiri bukan hal baru bagi Sinnai, karena setiap Bundan memasak ia sering kali ikut nimbrung membantu atau sekedar memperhatikan, semacam belajar jadi asisten, hanya yang berbeda kali ini adalah menu dan peralatan dapurnya yang super canggih, plus ramainya dapur diisi oleh 16 anak dari Sakola Bumi.

Ketika baru datang, anak-anak diberi perlengkapan memasak seperti topi koki dan apron/ celemek

Sunday, December 28, 2014

Membuat Cap Sayuran

Membuat cap dari sayuran
Salah satu materi 'planet praktika' di Sekolah Bumi Sinnai yang pernah dipelajari tanggal 26 Agustus 2014 lalu adalah membuat cap dari sayuran. Selain belajar warna, bentuk dan menghasilkan karya seni visual, aktivitas ini juga bertujuan untuk mempelajari proses sederhana bagaimana sebuah karya cetak dibuat.

Nah, kali ini sayuran yang Sinnai gunakan berasal dari tempat yang sangat dingin dimana tidak ada manusia yang bisa tahan hidup didalamnya, yakni kulkas... Hehe, kebetulan yang ada di kulkas hanya wortel, mentimun dan kentang maka itulah yang digunakan.

Agar hasil karya yang dibuat tampak menarik maka setelah dibelah penampangnya, sasayuran tersebut dibentuk bervariatif sesuai keinginan. Misalnya wortel dibentuk bunga, mentimun dibentuk lingkaran (padahal emang aslinya begitu :P) dan kentang dibentuk segitiga dan persegi. Kalau sanggup, Ayah dan Bunda yang mendampingi juga bisa mengukir bentuk-bentuk yang lebih kompleks lagi misalnya kelinci, donat, raket tenis, sepeda gunung atau transformer... Hehehe #makinNgarang.

Potongan buah dan pewarna makanan

Setelah beberapa potong sayuran tersebut diukir menjadi berbagai bentuk, selanjutnya adalah menyiapkan pewarna makanan dalam berbagai warna. Warna yang Sinnai gunakan kali ini adalah merah, hijau, oranye, biru dan cokelat. Cairan pewarna makanan ini sebaiknya ditempatkan pada piring ceper yang agak luas agar mudah ketika mencelup atau mengoleskan cap sayuran tadi.

Sinnai beraksi

Ketika sudah siap semua, silakan baca basmalah untuk memulai menge-cap. Oleskan atau celupkan sayuran tersebut hingga cairan pewarnanya tertempel pada sayuran, kemudian siapkan kertas dan tekan capnya pada kertas tersebut.... Dannn taa-daaaaa jadilah cap berbagai bentuk dari sayuran... Mudah sekali 'kan...

Selain dengan sayuran ia juga berkesperimen dengan jari jemari

Sinnai sangat menikmati aktivitas ini sodara-sodara, selain belajar warna dan bentuk, secara keseluruhan ia juga belajar membuat karya visual. Selain itu Sinnai juga belajar mencoba menerapkan prinsip dasar percetakan komersial (cieh), yakni dengan memberi tinta pada sebuah permukaan benda kemudian menekannya pada media yang akan dicetak dalam hal ini kertas (kayaknya dia belum ngerti sih kalo soal ini... Ini mah gagayaan Bundannya aja :P)

Nah untuk Ayah Bunda yang mau mencoba eksperimen ini bersama buah hatinya bisa mempersiapkan hal-hal berikut:

Bahan:
1. Sasayuran, seperti mentimun, wortel, kentang, paprika, jagung, ubi, dll. (bisa juga ditambah buah-buahan, meski nanti akan berubah orientasi menjadi rujak :P)
2. Pewarna makanan.

Alat :
1. Pisau
2. Piring ceper
3. Kertas
4. Lap
5. Kamera buat foto-foto :)

Selamat mencoba ya Ayah-Bunda... Semoga bermanfaat dan ditunggu cerita-ceritanyaa :D

Monday, December 22, 2014

Kamis Outing, Menunggang Kereta Sakti

Assalamu'alaikum Duniaaaa :D

KRD Patas - Non AC - courtesy of wikipedia

Hari Kamis pekan lalu, tanggal 18 Desember 2014 Sinnai dan Salma kembali memperingati Kamis Outing di #SakolaBumi kami. Nah, outing kali ini adalah "kekeretaan" alias jalan-jalan naik kereta sakti... eh kereta api jalur Bandung menuju Rancaekek (naik KRD, Kereta Rel Diesel - Patas Bandung Raya). Ini memang bukan kali pertama Sinnai dan Salma naik kereta api, tapi kekeretaan kali ini memiliki tujuan sekalian bersilaturahim dengan keluarga di Rancaekek, bertemu eyang dan teteh-teteh sepupu, semoga niat ini bisa memperluas rezeki dan memperpanjang berkah usia kami, amiiin...

Bagi Bundan, naik KRD akhir-akhir ini terasa lebih aman dan nyaman, pun lebih teratur dan bersih. Peraturan KRD sekarang juga lebih disiplin dan ketat, penumpang yang tidak bertiket tidak boleh 'slonong-boy' naik kedalam kereta, begitu pula dengan pedagang asongan. Aturan ini memang mulai berubah menjadi semakin baik semenjak Dirut Kereta (yang sekarang sudah jadi pak menteri) dipegang oleh Pak Ignasius Jonan.

Jadi inget jaman-jaman kuliah dulu, ketika naik KRD versi EKONOMI ataupun PATAS yang harga tiketnya berbeda, rasanya teteup sama, ngga ada bersih-bersihnya sama sekali, nyaman pun enggak, apalagi aman. Cararopet banyak berkeliaran, pedangang makanan dan pengemis plus pengamen bertebaran disetiap lorong, dan yang parah... Banyak orang yang gak beli tiket bisa ikut naik... Huehuehue... Kacaulah dunia...

Alhamdulillah, era saat ini dunia pekeretaapiian mulai mengasyikkan untuk dinikmati, semoga kedepannya bisa menjadi transportasi publik yang ramah keluarga :)

Kembali ke Kamis Outing

Sinnai didalam Kereta Sakti

Seperti biasa Sinnai yang sudah beberapa kali naik KRD ini selalu bisa mendapat kesan serta pengalaman baru, dan karena sifat dasar Sinnai itu mudah mengapresiasi, maka setiap ada hal baru selalu ia apresiasi dengan kata "Waah, baguuus"... Contohnya ketika ia melihat gumpalan awan raksasa yang putih bersih melayang tampak berlari pelan di kejuhan jendela, "waaah, bagus Bundan!" katanya gembira. Juga kali ini Sinnai berkomentar tentang bentuk tiket kereta yang mengecil "Waah, kecil... kaya' tiket parkir"... Hehe, memang tiket kereta kali ini mengalami perkecilan ukuran dan perubahan bahan, yang menurut saya lebih efisien dan praktis.

Tiket KRD versi lama, berukuran besar - courtesy of wimase.blogspot.com

Tiket KRD yang mengalami peremajaan

Penumpang kereta kali ini juga cukup sedikit, sehingga Sinnai bisa bermain sendirian dengan leluasa dibangku kereta api yang diperuntukkan untuk tiga orang.

Bangku KRD - courtesy of wikipedia

Leluasa bermain di bangku kosong

Melintasi sawah yang tergenang air

Satu hal yang menjadi kebahagiaan kecil Sinnai setiap berkeretaapi adalah ketika menanti datangnya Pak Kondektur untuk memeriksa dan membolongi tiket. Sebagai anak kecil yang mulai merasa besar, Sinnai senang saat berinteraksi memberi tiket untuk dibolongi dan menerimanya kembali sambil berekspresi "Wooow, bolooong..." sambil terkadang saking terpesonanya dengan tiket bolong, ia lupa mengucap terima kasih kepada Pak Kondektur.

Alhamdulillah momen perjalanan singkat kereta api berdurasi 15 - 20 menit ini sepertinya cukup pas buat anak-anak, tidak terlalu lama dan tidak terlalu sebentar... Semoga kami bisa mengambil hikmah sederhana disetiap perjalanan ini.

Ohya sekedar informasi, KRD rute Bandung - Rancaekek, saat artikel ini ditulis (Desember 2014) ada 3 jenis, yakni:
1. Patas AC, harga tiketnya 10.000
2. Patas Ekonomi, harga tiketnya 7.000
3. KRD Ekonomi, harga tiketnya 1.500

Dan kali ini anak usia dibawah 3 tahun tidak perlu bayar, lho (beberapa waktu lalu PT. KAI sempat memberlakukan semua usia wajib bayar, peraturan ini sempat berjalan sekitar satu tahunan... dulu sempat ricuh karena peraturan ini tidak disosialisasikan dengan baik).

Selamat berkereta api!

Tuesday, December 16, 2014

Asiiik... Bis Bandros dinaiki kami!

Hari Kamis tanggal 11 Desember 2014 kemarin Sinnai, adik Salma dan Bundan jalan-jalan keliling kota Bandung yang lagi mendung tapi tetep asik. Hari Kamis memang hari spesial buat Sinnai dan adik Salma, karena ini adalah Outing Day! Alias hari jalan-jalan asik di Sekolah Bumi Sinnai, yeay!.

Kali ini jalan-jalan asiknya bakal makin asik karena Bundan mengajak Sinnai dan adik Salma naik Bus Bandros (Bandung Tour on The Bus) yang konon katanya Bus ini adalah bus dua tingkat berwarna merah... seperti dibawah ini... O-o-O

courtesy of wikipedia.org

Dan, biar ramei tadinya Sinnai mengajak teman-teman di Sakola Bumi untuk ikut naik Bandros, tapi sayang banyak yang gak bisa, hanya Al-Al dan Bunda Husnul yang bisa ikutan... Jadilah kami berlima dari Sakola Bumi yang akan bertualang dengan Bus Bandros sakti ini.

Jam 8 pagi Bundan, Sinnai dan adik Salma sudah sampai di Taman Kandaga Puspa --tempat pembelian tiket dan pemberangkatan Bandros. Segera Bundan membeli 4 tiket seharga 40.000 rupiah untuk Bundan, Sinnai, Al-Al dan Bunda Husnul, eh belakangan Bundan baru tahu bahwa Sinnai dan Al-Al gak perlu bayar karena usianya masih dibawah 5 tahun. Alhasil dua tiket yang nggak perlu dipakai itu kita berikan ke bapak ibu dari Purwakarta yang jauh-jauh datang tapi gak kebagian tiket.

Tiket yang dibeli jam 8 ini ternyata adalah tiket booking untuk jam 11?! Waoo... ternyata hari ini peminat Bandros memang ramai sekali... Bus yang setiap jam ada jadwal keberangkatan ini ternyata sudah dibooking oleh beberapa sekolah dasar di Bandung, mulai dari keberangkatan jam 8 hingga jam 10 sudah penuh, jadi kami baru bisa kebagian tempat duduk jam 11 nanti... Berdasarkan info tambahan dari pak penjaga tiket, sebetulnya kita bisa memesan tiket rombongan beberapa hari sebelumnya, minimal 20 orang dan itu akan langsung dapat jatah keberangkatan.

MENUNGGU...

Alhamdulillah di sekitar area tempat pemberangkatan Bandros ini banyak taman-taman yang ramah anak... Kami memilih taman yang sepertinya nyuaman pisan, yakni Cibeunying Park. Terus terang waktu menunggu yang berdurasi 3 jam ini jadi tidak terlalu terasa karena taman ini memang enak dan nyaman sebagai tempat menghabiskan waktu buat orang tua maupun anak-anak... Yah kalo ibu-ibu mah pastinya doyan ngobrol-ngobrol di taman dong, kalo anak-anak pasti seneng bermain pasir, lari-larian dan sarapan bubur di pagi hari. Terlepas dari itu semua kami salute deh buat Pak Walikota dan Timnya yang sudah bikin taman kota yang ramah keluarga, semoga amal jariyahnya terus mengalir sampai akhir nanti... Amiin.

Cibeunying Park

Bundan dan Salma :D

Al-Al dan Sinnai main pasir

Menggambar di pasir

Menggambar dengan jari sakti

Selfie, uy!

Menunggu Bandros sambil selfie

Main pasir

Puas banget main pasir

Mendekati pukul 11.00 kami kembali lagi ke tempat pemberangkatan Bandros di Taman Kandaga Puspa sambil melihat-lihat aneka bunga yang ada. Ternyata keadaan semakin ramai dengan para penumpang yang sudah bersiap-siap menaiki Bandors keberangkatan pukul 11.00... Tepat pada waktunya Bandros datang dan seperti antrian di Indonesia pada umumnya, terjadi sedikit kekacauan dan keributan karena mental tidak sabar dan saling serobot masih mendarah daging disebagian masyarakat kita... Walapun akhirnya kami bisa naik bus dengan aman dan selamat... Alhamdulillah

Berfoto sebelum berangkat

Naik bus kali ini Sinnai, adik Salma dan Bundan memilih untuk duduk di atas bus, sedangkan Al-Al dan Bunda Husnul mengambil tempat didalam bus. Sayang ketika masuk bus batere hape Bundan habis, jadi gak bisa foto-foto deh...

Seperti kata review-review di blog yang lain, kalo naik Bandros di atas seperti naik wahana di Dufan, karena terkadang kita harus bermanuver bila ada ranting atau kabel yang dilewati, hehehe, so pasti wahana ini makin bikin seru dong :) Asiknya lagi kalo di atas itu ada tour guide yang bakal menjelaskan aneka hal seputar Bandung selama perjalanan, tour guide ini dari bahasa, penampilan dan gesturnya jelas bukan orang sembarangan, selain wawasannya luas, bisa bilingual (apalagi pas kami naik ini hari "Kamis Inggris") dan servis ke para penumpang juga ramah sekali, sangat ekspertlah sebagai seorang pemandu perjalanan. Tour guide tersebut bercerita tentang sejarah Bandung, sejarah gedung dan nama jalan, tentunya secara singkat, dan momen ini sangat bagus untuk anak-anak sekolah dasar bahkan orang tua yang ingin mengenal lebih banyak soal Bandung.

Dibawah ini foto-foto dari sumber lain, semoga nanti kalo kami diberi kesempatan naik Bandros lagi bisa mengambil foto-foto sendiri :)

Bagian dalam bus | courtesy of tempo.co

Bandros tampak atas | courtesy of Sindo

courtesy of Pikiran Rakyat

Rute yang dilewati Bandros ini meliputi jalanan pusat kota Bandung yang memakan waktu perjalanan selama 1 jam, mulai dari daerah Cilaki - Jalan Diponegoro (Museum Geologi & Gedung Sate) - Dago - Lembong - Asia Afrika - Braga - Veteran - Sunda - kembali ke Cilaki.

Mendekati tempat pemberhentian ternyata Sinnai telah tertidur karena sepanjang perjalanan diterpa terik matahari dan angin sepoi-sepoi... Alhasil yang paling menikmati perjalanan adalah Bundannya :D ... Buat yang mau jalan-jalan naik Bandros, ini sedikit informasi yang mungkin perlu diketahui :

- Jadwal keberangkatan : Setiap hari tersedia, kecuali Jumat libur
- Tempat keberangkatan : Taman Kandaga Puspa (Samping SMA 20)
- Waktu keberangkatan : Setiap jam mulai pukul 08.00 - 15.00
- Harga tiket : 10.000 per orang (usia 5 tahun kebawah GRATIS)
- Informasi : 022 61591010 - Jl. Indramayu No. 66 - http://bandungtourism.com/bandros/

Tambahan :
Kelebihan duduk diatas; sensasi berbeda dan lebih seru untuk melihat suasana Bandung; ada tour guidenya. Kekurangannya; bisa terkena panas dan hujan tergantung cuaca; harus berhati-hati terhadap kabel dan ranting. Kalo duduk dibawah ya kurang lebih kebalikan dari yang diatas.

Selamat menikmati Bandros!

Monday, December 1, 2014

Komik - Siapa Dulu


Setiap orang tua pasti sayang dengan anak-anaknya. Segala hal dilakukan demi anak. Semua hal dibeli untuk anak. Anak adalah agenda pertama yang harus diprioritaskan. Sampai dalam membeli asuransi jiwa pun anak di-nomor-satu-kan, meski sang orang tua belum memiliki asuransi jiwa...

Sayangnya hal tersebut sedikit keliru dalam konteks kepemilikan asuransi jiwa. Prioritas pertama yang harus dilindungi oleh asuransi jiwa adalah pencari nafkah. Seperti yang diutarakan komik diatas, pencari nafkah adalah salah satu unsur penentu yang paling vital dalam keberlansungan kehidupan keluarga, apabila pencari nafkah terkena musibah, misalnya sakit kritis atau bahkan meninggal dunia, setidaknya ada perlindungan dari asuransi yang bisa menjamin keberlangsungan hidup keluarganya hingga beberapa tahun kedepan.

So, jangan salah kaprah, yang perlu memiliki asuransi jiwa terlebih dahulu adalah Anda, sang pencari nafkah, kemudian baru deh' anggota keluarga lainnya :)

Mari berasuransi!

Ingin berkonsultasi GRATIS seputar asuransi? Ingin memahami polis asuransi yang sudah dimiliki? Atau sekedar bertanya mengenai produk-produk Asuransi Jiwa Syariah dari Allianz? Silakan hubungi via telepon/ sms/ WA 0856.209.4220, atau email ke deviazhar(at)gmail.com, atau langsung mengisi formulir aplikasi kami. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...