Setiap tanggal 1 Ramadhan adalah hal yang biasa bagi keluarga besar kami untuk berbuka puasa bersama; karena menurut kami ini adalah waktu yang tepat untuk berkumpul, mumpung masing-masing keluarga belum sibuk dengan urusan masing-masing... kalau dinanti-nanti biasanya malah batal acaranya... He
Di sela waktu menjelang berbuka kemarin, saya berkumpul bersama sepupu-sepupu yang baru punya bayi, kami banyak berdiskusi seputar mengurus bayi dan kenikmatannya, hoho, dalam diskusi tersebut ada satu wacana yang rasanya kurang 'klik' dengan pandangan saya, para sepupu sangat setuju ketika mereka bekerja di dapur atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya mereka menaruh bayinya di depan televisi dengan alasan supaya anteng (hmmm... serem juga yah) dan secara tidak langsung menjadikan televisi sebagai pengasuh bayinya.
Di sela waktu menjelang berbuka kemarin, saya berkumpul bersama sepupu-sepupu yang baru punya bayi, kami banyak berdiskusi seputar mengurus bayi dan kenikmatannya, hoho, dalam diskusi tersebut ada satu wacana yang rasanya kurang 'klik' dengan pandangan saya, para sepupu sangat setuju ketika mereka bekerja di dapur atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya mereka menaruh bayinya di depan televisi dengan alasan supaya anteng (hmmm... serem juga yah) dan secara tidak langsung menjadikan televisi sebagai pengasuh bayinya.
Ok saya akui, benda bernama televisi ini memang menggoda dengan begitu banyak program acara dan iklan yang bisa menarik perhatian bayi; karena warnanya yang mencolok tapi saya sendiri kurang sependapat kalau harus membiarkan bayi saya menonton televisi sendiri an dengan tujuan supaya anteng.
Karena cukup penasaran tentang hal itu, akhirnya saya cari artikel tentang plus minus membiarkan bayi menonton televisi... dengan bantuan paman Google, dalam sekejap saya menemukan sebuah artikel yang dikutip dari buku "Baby Guide: Tumbuh Menjadi Balita" nya nutricia, di buku itu disebutkan bahwa :
"ada sebuah survei di Amerika. Anak-anak dan orang dewasa ternyata menghabiskan 3-4 jam per hari untuk menonton televisi. ini artinya, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton televisi dibandingkan aktivitas lainnya yang lebih sehat dan bermanfaat. kondisi tersebut menimbulkan gejala obesitas, meningkatkan tingkah laku agresif, meningkatkan rasa takut, menghambat perkembangan keterampilan intelektual serta sosial, menurunkan kemampuan imajinasi dan kreativitas serta mengurangi kemampuan bermain sendiri."
Minimalisasi Risiko
Pada masa balita, otak anak berkembang sangat pesat. Apapun yang dilihat dan di dengar si kecil akan tersimpan di dalam otak dan menjadi contoh bagi dirinya sendiri. Tak ada salahnya mencoba strategi berikut:
- Terapkan aturan menonton TV.
- Dampingi si kecil dan pilihkan acara TV yang sesuai, jangan lupa beri pengertian dan penjelasan tentang apa yang dilihatnya.
- Berikan kegiatan alternatif atau permainan yang bisa merangsang perkembangan dan daya imajinasi anak.
No comments:
Post a Comment